TUGAS AKHIR
PENDIDIKAN JARAK JAUH
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN JARAK JAUH
Disusun Oleh:
Rahmad
Rubiah
Sarintan
Siti Halimatuss’adiyah
Dosen:
Timbul Pardede
JURUSAN DIPLOMA-3
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
AMIK WAHANA MANDIRI JAKARTA
2014
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan
zaman, program pendidikan pun mulai mengikuti arus. Berbagai macam cara
pembelajaran mulai bervariasi dengan metode yang beragam. Penggunaan yang
dirasa cocok untuk peserta didik dan pendidik pun dirancang sedemikian rupa
agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai tujuan awal.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat pun juga termasuk salah satu
faktor berkembangnya peserta didik dan pendidik dalam belajar. Bukan hal langka
apabila pembelajaran sekarang ini menggunakan fasilitas IT. Perkembangan
teknologi tersebut sangat mempengaruhi peserta didik dan pendidik dalam belajar.
Hampir semua orang memanfaatkan IT di dalam kehidupannya, baik di sekolah, rumah
maupun di lingkungannya. Karena teknologi dianggap mempermudah dan membuat
instan banyak hal, yang paling sering kita temukan di dunia pendidikan. Dengan
permasalahan diatas maka muncullah saat ini pendidikan jarak jauh (online
learning). Nah dalam hal ini kami membahas tentang Karakteristik peserta didik
dan pendidik dalam pendidikan jarak jauh.
Dalam pendidikan jarak jauh, peserta didik tidak diharuskan bertemu
secara tatap muka seperti pembelajaran formal yang biasa kita temui, tetapi dengan memanfaatkan perkembangan
teknologi mereka dapat melakukan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran pada pembelajaran jarak jauh mungkin dianggap rugi
pada masa lalu khususnya di Indonesia, tetapi kini pembelajaran seperti ini
sangatlah menguntungkan bagi peserta didik yang kurang memiliki waktu ataupun
ingin mendapatkan ilmu tetapi terganjal pada suatu halangan. Karena hampir
semua orang di berbagai belahan dunia khususnya diindonesia sekarang sudah
dapat mengakses segala sesuatu yang ingin mereka dapat dengan bantuan internet.
Awal proses online learning menggunakan semi pembelajaran e-learning,
karena pada saat itu internet belum mendunia, sehingga hanya sebagian kecil
orang yang dapat menggunakan fasilitas internet. Dalam proses ini, pendidik dan
peserta didik tetap menggunakan proses pembelajaran biasa secara tatap muka,
tetapi dalam satu dua pertemuan mereka akan menggunakan pembelajaran e-learning
tanpa tatap- muka. Kendala yang dihadapi pada proses online learning juga
banyak pada awal perkembangannya. Banyak sekali pendapat bahwa online learning
kurang baik dan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
online learning dianggap mempersulit pendidik maupun peserta didik yang kurang
paham akan penggunaan internet.
Pada model pendidikan jarak jauh atau online learning ini peserta didik
memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan pembelajaran formal di
sekolah. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki berbagai sisi positif dan
negatif yang tidak didapatkan di pendidikan formal. Hal ini akan lebih mendalam
dibahas pada bab pembahasan.
A.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
perkembangan online learning didunia pendidikan ?
2.
Bagaimana
karakteristik pendidik dan peserta didik dalam online learning/ PJJ ?
3.
Bagaimana
perbandingan peserta didik dan pendidik online learning/PJJ dengan pendidikan
formal/ tatap muka ?
4.
Bagaimana
penerapan etika pendidik dan peserta didik dalam online learning !
B.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui
perkembangan online learning di dunia pendidikan.
2.
Mengetahui
pendidik dan peserta didik dalam online learning/ PJJ.
3.
Memahami
tentang perbandingan peserta didik dan pendidik online learning/PJJ dengan
pendidikan formal/ tatap muka.
4.
Mengetahui
penerapan etika pendidik dan peserta didik dalam online learning.
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Online Learning di Dunia Pendidikan
E-Learning
pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction)
dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, e-Learning berkembang sejalan
dengan perkembangan dan kemajuan ICT. Berikut ringkasan perkembangan e-Learning
dari masa ke masa (Madao, 2008):
1. Tahun 1990: Era
CBT (Computer-Based Training)
di mana mulai bermunculan aplikasi e-Learning yang berjalan
dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk
tulisan maupun multimedia (video dan audio).
2. Tahun 1994:
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak
tahun 1994, CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan
diproduksi secara masal.
3.
Tahun 1997: LMS (Learning Management System).
Seiring dengan perkembangan teknologi internet,
masyarakat di dunia mulai
terkoneksi dengan internet. Kebutuhan informasi yang
dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak
serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS
yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperabilitas antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline
Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dan lainya.
4. Tahun 1999:
Aplikasi e-Learning berbasis Web.
Perkembangan
LMS menuju aplikasi e-Learning berbasis web berkembang pesat, baik untuk
pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai
digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga
semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta tampilan
interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran
kecil.
Perkembangan pendidikan
online learning di Indonesia dapat dilihat dari penerapan proses pembelajaran
seperti proses pembelajaran mandiri (melalui tugas-tugas yang diberikan melalui
media-media tertentu), penerapan sekolah terbuka yang diperuntukan bagi para pelajar
untuk pemerataan pendidikan bagi semua individu. Perkembangan online learning
dipengaruhi oleh peserta didik, dari pembelajaran itu sehingga menyebabkan ada
2 bentuk yaitu pembelajaran Online learning atau PJJ, yaitu online learning
klasik dan online learning individual.
Profil mahasiswa online dalam setting klasik. contohnya: korespondensi, atau pekerjaan rumah),
dimana kebanyakan mahasiswa digambarkan sebagai orang dewasa dengan komitmen terhadap
pekerjaan, sosial, dan keluarga. Mereka adalah orang-orang yang sibuk, sehingga
membutuhkan alat bantu belajar yang efisien.Profil mahasiswa yang terlibat
dalam online learning, Fokus pada mahasiswa atas keberhasilan dan kegagalan dan
gaya belajar sebagai prediksi keberhasilan belajar mahasiswa dan dosen pada
pembelajaran jarak jauh.
Konsep mahasiswa yang
mandiri, dewasa, memiliki motivasi diri, disiplin diri, dan memiliki tujuan,
merupakan karakteristik mahasiswa pendidikan jarak jauh klasik, yang kini telah
berubah secara sosial dengan mediasi online, seperti forum diskusi, kontribusi
kelompok, sharing sumber belajar, penilaian sebaya, dan berbasiskan proyek
kelompok. Setiap aktivitas menekankan pembelajaran independent dan menekankan
interaksi sosial dan pembelajaran kolaboratif.
Profil mahasiswa online learning setting individual yaitu pembelajaran yang tidak terpaku pada ruang
peserta didik mengikuti proses pembelajaran, tetapi tetap terpaku pada waktu.
Pada setting individual, peserta didik tidak dibatasi oleh status, usia maupun
latar belakang. Mahasiswa online harus siap untuk berbagi pengetahuan,
berinteraksi dengan kelompok kecil dan besar dalam latar pembelajaran virtual,
dan berkolaborasi pada proyek online atau berbagai resiko dalam sebuah
komunitas yang bergantung pada konektivitas dan interaksi. Pembelajaran online
akan lebih efektif jika mahasiswa memiliki kemampuan penggunaan teknologi
pembelajaran online. Karena teknologi inilah yang merupakan salah satu fktor
penting yang mendukung interaksi didalam pembelajaran online learning.
B.
Karakteristik peserta didik dan pendidik dalam
online learning/PJJ.
Karakteristik Peserta Didik dalam
Pembelajaran E-Learning
Mandiri,
pada pembelajaran jarak jauh peserta didik dituntut untuk lebih mandiri
dibanding pembelajaran tatap muka, hal ini dikarenakan pada pembelajaran jarak
jauh peserta didik hanya bertatap muka dengan pendidik pada saat mereka
evaluasi pembelajaran, apabila mereka ingin lebih menguasai materi dan paham
dengan materi pembelajaran maka peserta didik harus berusaha untuk mendapatkannya
sendiri apabila pendidik tidak memberikannya.
Bebas,
maksud bebas disini adalah peserta didik tidak dibatasi usia, status, jenjang,
tingkat pendidikan, sosial budaya, sehingga peserta didik menjadi sangat
heterogen baik dalam kondisi, karakteristiknya yang meliputi motivasi,
kecerdasan, latar belakang pendidikan, kesempatan maupun waktu yang disediakan
untuk belajar.
Kemampuan dalam menggunakan teknologi, Online learning merupakan proses pembelajaran yang
secara tidak langsung mempunyai makna bahwa pembelajaranya nanti akan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi computer dalam proses
pembelajaran. Segala bentuk kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam kelas
secara bertatap muka, kini dilakukan melalui perantara media yaitu computer.
Penyampaian materi melalui internet, diskusi secara synchronous melalui video
conference/web camp (atau mungkin sesekali bertatap muka) dan asynchronous
melalui berbagai fitur seperti e-mail, mailing-list , komentar, dn sebagainya.
Oleh karenanya, seorang pebelajar online learning atau e-learning harus
memiliki kemampuan untuk dapat mengoperasikan dan memahami berbagai fasilitas
teknologi computer yang ada.
Tanggungjawab
Belajar, seorang pebelajar
dalam online learning adalah individu yang mampu menyelesaikan segala aktivitas
atau kegiatan pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Menomorsatukan hal-hal yang memang harus dilakukan dalam pembelajaran online
learning, sesuai dengan keputusan yang telah diambil untuk menempuh
pembelajaran online learning. Misalnya : mengerjakan tugas tepat waktu dan
mengerjakanya sesuai kemampuan yang dimiliki, mempelajari bahan-bahan yang
tersedia, harus memiliki semangat untuk belajar, dan mampu mengontrol diri.
Motivasi tinggi,
tanpa motivasi yang tinggi dan jauh dari pengawasan pendidik, seorang pebelajar
online learning akan terbawa hanyut dalam berbagai fitur dan fasilitas
permainan atau hiburan yang menjamin akan melunturkan motivasi belajarnya.
Sehingga mereka dituntut untuk memiliki motivasi yang tinggi, agar mereka dapat
belajar tanpa orang lain menyuruhnya.
Interaktif, walaupun proses pembelajaran yang dilakukan melalui
asynchronous atau synchronous, pebelajar harus mampu membuat kolaborasi dan
saling bertukar pikiran serta berdiskusi Tanya jawab dengan teman dan dosen
melalui berbagai fasilitas fitur yang disediakan. Sehingga proses pembelajaran
online learning tetap memberi tantangan dan respon yang mampu meningkatkan
pengonstruksian pengetahuan.
Kreatif dan
inovatif, diperlukan kreatifitas
dan inovasi dari para pebelajar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran online
learning. Kemampuan untuk memilah-milah informasi yang akan dipelajari dan
menemukan serta mengemas materi pembelajaran sesuai dengan gaya belajar yang diinginkanya,
sehingga mudah dipelajari.
Kepribadian,
mental seorang pebelajar online learning harus benar-benar teguh dan kokoh.
Teguh dalam pendirianya untuk belajar dan mencari ilmu melalui pembelajaran
jarak jauh, serta kokoh motivasi dan tujuanya dalam menuntut ilmu guna menjadi
manusia yang lebih baik dimasa depan. Sehingga tidak mudah tergoda dan
terganggu oleh hal-hal yang mampu merusak mentalitasnya untuk belajar.
Karakteristik Pendidik dalam Online
Learning
Menguasai dan uptodate Internet. Maksud dari up to date dan menguasai tentang
internet disini adalah pendidik harus dapat memanfaatkan dan mengikuti
perkembangan teknologi. Karena pada online learning pendidik dituntut untuk
dapat mengoperasikan software dan hardware yang merupakan basic dari pembelajaran
online.
Lebih menguasai ilmu pengetahuan
pokok dan pendamping
Pendidik harus
menguasai pengetahuan pokok tentang apa yang akan disampaikan, agar saat proses
pembelajaran berlangsung bila timbul masalah dapat diselesaikan dengan logika
yang pendidik kuasai. Pengetahuan pendamping diperlukan karena pada
pembelajaran online ini pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi
yang dikuasainya saja, namun juga harus memiliki pengetahuan lain yang tentunya
membantu dalam hal mengajar.
Kreatif
dan inovatif. dalam
menyampaikan materi
Pendidik harus
memiliki jiwa kreatif dan inovatif agar materi yang disampaikan menjadi
bermakna dan mendalam bagi peserta didik. Kekreatifan pendidik juga dapat
menimbulkan kesan yang baik bagi peserta didik untuk tidak monoton dalam
pembelajaran yang diikuti. Inovasi yang dimaksud disini adalah pendidik tidak
harus mengajar sesuai ilmu yang dimilikinya saja, tetapi selalu terbuka dengan
wawasan yang baru.
Ditinjau dari
aspek social, budaya, dan sosiologi. Karakteristik peserta didik dan pendidik
online learning antara lain dapat disebutkan :
Ø Aspek social
Peserta didik, mereka cenderung bersifat individualism dan sibuk
dengan teknologinya masing-masing. Pembelajaran melalui teknologi computer
sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan. Perkembangan teknologi
informasi dan- komunikasi menjadikan alternatif bagi para pembelajar yang
memiliki kesibukan lebih, sehingga membutuhkan keefisienan dan fleksibilitas
agar dapat mencapai segala sesuatunya secara bersamaan tanpa harus meniadakan
pekerjaan atau kegiatan yang sedang berjalan. Tidak hanya mereka yang memiliki
kesibukan lebih yang menempuh online learning, pebelajar yang menginginkan atau
memfavoritkan sebuah universitas jauh disana, dengan biaya yang mencukupi dapat
bergabung untuk mencapai keinginanya menjadi salah satu civitas akademik
universitas tersebut.
Pendidik, dalam online learning, memiliki karakteristik
yaitu mampu menyeimbangkan antara bagaimana teknologi dan kehidupan nyata dapat
saling berdampingan untuk mencapai keseimbangan dalam pencapaian tujuan yang
diinginkan. Mereka memanfaatkan teknologi computer guna menyelesaikan
pekerjaanya dengan efisien dan tepat waktu. Mereka juga menganggap bahwa
teknologi computer sudah menjadi kebutuhan yang penting dalam mengatur
hubunganya atau interaksi dengan orang lain.
Ø Aspek budaya
Peserta didik, pemanfaatan teknologi computer telah
dijadikan sebagai salah satu kunci yang dapat menyukseskan sejarah hidup
seseorang. Seorang pebelajar online learning memiliki budaya : menyelesaikan
tugas tepat waktu dan efisien, belajar dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun,
pengetahuan dapat dicari dan ditemukan dengan cepat, dan segala sesuatu
diselesaikan dengan kemampuan individu masing-masing.
C.
Penerapan Etika Dalam Online Learning
Dalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan adanya
seperangkat aturan atau kode etik yang melindungi suatu aktifitas, agar tidak
terjadi hal-hal negative yang tidak kita inginkan. Demikian halnya dalam proses
pembelajaran online learning atau pembelajaran jarak jauh, dibutuhkan adanya
kode etika dan aturan-aturan yang membawahinya. Sehingga proses pembelajaran
online learning dapat terlaksana dengan murni dan tidak menyalahi
perbuatan-perbuatan diluar kendali seorang individu.
Definisi etika ialah ilmu yang mengkaji dan
mengkritisi, serta pemikiran yang sistematis dan metodis terhadap norma-norma
yang ada di masyarakat. Etika menyangkut mengenai moralitas yang hendak
diangkat dalam sebuah aktifitas, dalam hal ini yaitu pada pembelajaran online
learning. Dimana akan terjadi perubahan peran, hak-cipta, dan hak intelektual
seorang individu yang mampu menyerap dan memahami kode etik dan aturan-aturan
atas proses kegiatan online learning.
e-Learning
merupakan metode pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Sehubungan dengan itu, terdapat kode etik dan aturan-aturan hukum yang harus
diperhatikan dalam penyelenggaraannya agar dapat dipertanggung jawabkan dengan
baik. Secara umum, kaidah etika dalam sistem informasi adalah mencakup sisi
privacy, accuracy, property dan accessibility. Pada dasarnya keberadaan etika
tersebut adalah patokan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, khususnya
masyarakat informasi.
Peran etika dalam online learning menjadi sebuah
petunjuk atau pedoman bagi para pebelajar dan pengajar dalam aktivitasnya
menggunakan perangkat teknologi dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan
mematuhi etika atau aturan-aturan tersebut dengan atau tanpa disadari akan
terjadi :
- Perubahan peran
peserta didik sebagai individu yang aktif membangun struktur kognitifnya
sendiri melalui pengembangan materi yang dilakukan lewat internet, menjadi
individu yang mampu membatasi atau mengontrol ruang geraknya dalam pemanfaatan
teknologi computer, mempertimbangkan kembali tidakan-tindakan yang akan
dilakukan, dan menjadi subjek pengawasan sebuah etika dan aturan-aturan.
- Hak cipta,
adanya pengakuan terhadap sebuah karya cipta seorang individu dalam lingkungan
masyarakat melalui berbagai media yang dapat mempublikasikan karyanya, sehingga
tidak dapat diganggu gugat dan bersifat permanen.
- Hak intelektual,
kekayaan intelektual menjadi hak Setiap manusia yang ada didunia. Konsep dari
online learning diantaranya pendidikan sepanjang hayat (life long education),
dimana pengetahuan itu menjadi hak yang dimiliki oleh semua manusia di segala usia
dan di sepanjang hidupnya.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Sabar Rudiarto (dalam
pengembangan bahan ajar, hal.bahwa kode etik adalah kumpulan berbagai prinsip
yang dimaksudkan sebagai petunjuk bagi para anggota perusahaan atau organisasi.
Isu-isu etika dapat dikategorikan menjadi :
- Isu privasi :
pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi mengenai berbagai individu.
Privasi adalah hak untuk tidak diganggu dan bebas dari gangguan- pribadi yang
tidak wajar, privasi informasi merupakan hak untuk menentukan kapan dan sejauh
mana informasi mengenai diri sendiri dikomunikasikan kepada pihak lain.
- Isu akurasi :
autentikasi, kebenaran dan akurasi informasi yang dikumpulkan dan diproses
- Isu property :
kepemilikan dan nilai informasi (hak cipta intelektual). Hak cipta intelektual
ialah property tidak berwujud yang diciptakan individu atau perusahaan, yang
dilindungi dibawah undang-undang rahasia dagang, paten, dan hak cipta.
- Isu aksesibility
: hak untuk mengakses informasi dan pembayaran biaya untuk mengaksesnya.
Etika dan norma-norma
atau aturan tersebut dibuat guna mewujudkan proses pembelajaran online yang
benar-benar bersih dan murni sesuai dengan kemampuan serta potensi peserta
didik dalam mengkonstruk pengetahuan. Dan terhindar dari perbuatan-perbuatan
yang tidak dewasa dan tidak bertanggungjawab seperti : mengatasnamakan karya
seseorang, mengutip idea atau gagasan tanpa seijin pemiliknya (plagiasi),
memperbanyak atau menggandakan file-file seenaknya, mempublikasikan karya atau
informasi yang belum tentu kebenaranya, dan perbuatan-perbuatan lainya yang
dianggap menyalahi etika atau norma yang ada.
D.
Perbandingan peserta didik dan pendidik online
learning/PJJ dengan pendidikan formal/ tatap muka.
1. Perbedaan
dalam model pembelajaran tatap muka dan PJJ dalam sisi:
a. Pengajar
Pengajar dalam pembelajaran tatap muka mewajibkan
untuk hadir menjelaskan kepada siswa di dalam sebuah kelas. Dalam menjelaskan
biasanya pengajar menggunakan alat bantu seperti proyektor dan infokus dalam
menjelaskan materi atau bahan ajarnya. Pengajar memberikan aturan-aturan dalam
absensi terkait kehadiran siswa dalam mengikuti mata kuliah tertentu.
Pengajar dalam pembelajaran PJJ tidak perlu hadir di
kelas. Dalam memberikan materi atau bahan ajar dosen menggunakan alat bantu
seperti media cetak, multimedia, dan media berbasis internet sebagai alat
komunikasi dengan siswa. Pengajar tidak memberikan aturan absensi kepada siswa
karena pada dasarnya PJJ adalah pembelajaran mandiri yang tidak mewajibkan
untuk belajar di kelas dengan belajar tatap muka.
b. Peserta
didik
Peserta didik dalam pembelajaran tatap
muka diwajibkan untuk hadir pada setiap pertemuan dengan dosennya dalam rangka
mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini membuat peserta didik atau siswa
hanya menetapkan satu sumber dalam belajar yakni dosen. Hal ini membuat siswa
menjadi relatif tidak mandiri karena menganggap doesen adalah satu-satunya
sumber yang diambil dalam menghimpun bahan referensi. Dengan menetapkan bahwa
siswa harus menghadiri kelas maka pembelajaran menjadi tidak fleksibel siswa
harus bisa menyesuaikan waktunya dengan jadwal kuliahnya.
Peserta didik dalam pembelajaran PJJ tidak
diwajibakan untuk bertemu tatap muka dengan dosen, melainkan menggunakan alat
bantu komunikasi yang ada sebagai alat untuk bisa berkomunikasi dengan dosen
seperti internet, telepon, bahkan surat. Hal ini menjadikan fleksibilitas siswa
dalam menentukan kapan harus belajar menjadi lebih tinggi. PJJ juga
menstimulasi agar siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar, karena
mengharuskan siswa agar mencari referensi sebanyak-banyaknya dalam belajar.
c. Media
Pembelajaran
Media pembelajaran dalam tatap muka
mengunakan sistem yang tradisional umumnya hanya menggunakan buku teks dan
proyektor. Hal ini membuat siswa terkadang menjadi bosan. Saat mahasiswa
menjadi bosan maka apa yang dosen ajarkan tidak bisa ditangkap oleh siswa.
Perlu ada sistem yang baru agar proses belajar lebih interaktif dan
menyenangkan agar siswa tidak bosan.
Media pembelajaran dalam PJJ lebih dinamis
daripada pembelajaran tatap muka. PJJ menggunakan segala media yang ada dalam
memberikan materi bahan ajar. Penggunaan media yang lazim dalam PJJ adalah
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. TIK sangat memudahkan pengajar
dsan siswa dalam berkomunikasi dan memberikan materi ajar karena sifatnya yang
fleksibel, cepat, dan akurat. Namun tidak menutup kemungkinan PJJ menggunakan
media yang lain yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswanya.
DAFTAR PUSTAKA
Heinich, 1996. Instructional Media and Technologies For Learning Fifth Edition, America.
Prentice-Hall Inc.
Alsasak. 30 Juli 2012. Arti dan Manfaat PJJ (Pendidikan Jarak
Jauh) dalam Dunia
Pendidikan di
Indonesia. Retrieved November 2012, from
http://itsasak.blogspot.com/2012/07/arti-dan-manfaat-pjj-pendidikan-jarak.html
2012, from
http://asyanas.blogspot.com/2009/01/pengertian-blog-apa-itu- blog.html
Junaidi. 2 Januari 2012. Pengertian Media. Retrieved November
2012, from
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2012/01/pengertian-media.html
.